Opini Tribun  

Posted by: Intan Lingga in



Opini Kompas  

Posted by: Intan Lingga in

Ini cuma coba-coba.. dan ternyata 'sejuta rasanya' ;D ayo coba yuk......




UMY Bersiap Membangun Desa Percontohan  

Posted by: Intan Lingga in

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bersiap mengembangkan sistem pertanian terpadu di Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini merupakan respon positif UMY terhadap kepercayaan masyarakat yang telah mewakafkan tanah seluas 8.000 m² untuk dikelola demi kepentingan pendidikan. UMY mentargetkan Desa Kranggan akan mampu menjadi desa percontohan yang sehat, mandiri, dan sejahtera.

Hal ini disampaikan oleh Dr. Indira Prabasari, Kepala Biro Kerjasama UMY setelah acara penandatanganan MoU dan Ikrar Tanah Wakaf di Desa Kranggan, Selasa (25/10) sore. Acara ikrar ini bertempat di Joglo Jayeng Dipura, Desa Kranggan dan dihadiri oleh jajaran dekan dan pejabat UMY, keluarga pewakaf Jayeng Dipura, serta perangkat Desa setempat.

Indira menjelaskan, bahwa sistem pertanian terpadu yang akan dibangun di desa tersebut akan melibatkan semua disiplin ilmu yang ada di UMY secara terpadu. “Di sini akan dikembangkan berbagai pengelolaan terkait kebutuhan masyarakat Desa. Misalnya, bagaimana masyarakat memaksimalkan kualitas hewan ternak dan menciptakan biogas dari kotoran ternak itu sendiri. Masyarakat juga akan diberdayakan agar dapat  mengelola limbah pertanian untuk dibuat pupuk kompos maupun organik,” terangnya. 

Masih menurut Indira, selain masalah pertanian dan peternakan, program yang dicanangkan ke depan juga akan berkaitan dengan gaya hidup sehat dan sosial ekonomi. “Ke depan, perlunya pemeliharaan air bersih juga harus menjadi perhatian. Bagaimana mengelola sampah dan meningkatkan kualitas air agar tidak perlu membeli air dari luar, lebih sehat dan hemat. Di samping itu, perlu juga adanya BMT untuk masyarakat sekitar,” tambahnya. 

Senada dengan Indira, Sutrisno, SP,MP, Kepala Divisi Pengembangan Masyarakat LP3M UMY, juga mengungkapkan perlunya konsep pengembangan pedesaan yang dilakukan secara terpadu. “Harus ada koordinasi yang intensif antara tim desa yang melibatkan masyarakat, UMY, Laboratorium, dan Lembaga Pengabdian Masyarakat. Sehingga pengembangan yang dilakukan akan benar-benar berbasis pada kebutuhan masyarakat terkait teknologi pertanian, perikanan, serta ekonomi produktif hasil pertanian,” ungkapnya.

Sementara Rektor UMY, Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc, dalam sambutannya mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada UMY untuk mengelola tanah wakaf keluarga Jayeng Dipura. Menurutnya, UMY akan memanfaatkan tanah wakaf tersebut agar benar-benar bisa mensejahterakan masyarakat, terutama Desa Kranggan dan sekitarnya.

Release :


Penulis Adalah Seorang Enterpreneur  

Posted by: Intan Lingga in

Saat ini, banyak orang menggantungkan hidup dari menulis. Hanya dengan menulis saja, sebenarnya seseorang bisa menghasilkan passive income yang besar. Uang dari menulis, bisa mengalir dengan sendirinya dengan royalti rata-rata empat bulan sekali.  Penulis adalah seorang entrepreneur, karena dia menjadi bos untuk dirinya sendiri.

Among Kurnia Ebo, penulis sekaligus motivator, menyampaikan hal tersebut saat mengisi acara Seminar Creative Writing “Cara Gila Jadi Penulis” yang diselenggarakan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FAI UMY), Sabtu (29/10) bertempat di Kampus Terpadu UMY.

Among memberikan gambaran bagaimana seorang penulis harus dapat membangun branding-nya sendiri. Fokus dan mendalami satu topik tertentu, akan membuat seorang penulis terkesan kredibel dan membuka kesempatan untuk lebih maju. “Perbanyaklah baca, karena dengan membaca, data di otak kita akan terus bertambah. Analisis akan semakin tajam dan akhirnya kita akan expert dalam bidang tertentu. Misalnya, kita expert dalam cerpen Islam, politik, atau yang lain,” jelasnya.

Masih menurut Among, ada beberapa trik yang bisa dilakukan untuk terus mengembangkan kemampuan menulis. “Menulis itu bukan bakat, jadi teruslah berlatih dengan cara menulis apa saja. Bergabunglah dengan komunitas menulis, karena hal itu akan terus menumbuhkan iklim menulis di diri kita. Hal itu juga dapat dilakukan agar kita terus termotivasi dengan yang lain,” terangnya antusias.

Sementara dalam sambutannya, Dekan Fakultas Agama Islam, Dr. Nawari Ismail, M.Ag., berpendapat bahwa kehadiran teknologi dengan segala kemudahannya memang menghadirkan beragam manfaat. Mahasiswa semakin mudah mengakses berbagai ilmu dengan murah. Namun di sisi lain, teknologi membawa dampak negatif, antara lain berkurangnya kesadaran akan etika ilmiah di kalangan mahasiswa. Seminar menulis ini dimaksudkan untuk pengembangan budaya akademik di lingkungan kampus. “Saya mengajar di empat kampus, hampir selalu ada yang namanya copy-paste, semoga dengan seminar ini mahasiswa akan dapat mengembangkan ide dengan lebih baik lagi” terangnya.

Johan Budi : KPK Belum Perlu Dibubarkan  

Posted by: Intan Lingga in



Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah berhasil menorehkan banyak prestasi.  Banyak kasus berhasil ditangani dengan baik oleh KPK. 42 anggota DPR divonis bersalah. Selain itu,  masih ada delapan mantan menteri, 27 walikota dan bupati, delapan komisioner setara menteri, delapan gubernur, enam komisioner dari Komisi Pemilihan Umum, Komisi Yudisial, dan Komite Pengawas Persaingan Usaha, empat hakim, empat duta besar, empat konsul jenderal, satu Gubernur Bank Indonesia, empat Deputi Senior Bank Indonesia, dua jaksa, dua pengacara, satu kurator, direktur utama BUMN dan swasta, serta banyak pejabat setara eselon satu dan dua yang juga telah berhasil ditangani oleh KPK. 

Demikian disampaikan oleh Johan Budi, SP, ST, juru bicara KPK, dalam diskusi publik “Wacana Pembubaran KPK Ditengah Meradangnya DPR” yang diadakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (BEM FAI UMY), Kamis (20/10) bertempat di Kampus Terpadu UMY. 

Lebih lanjut Johan menjelaskan, bahwa kecenderungan yang terjadi di berbagai dunia sekarang ini adalah memperkuat lembaga anti korupsi yang dimiliki. “Tidak hanya di Indonesia, di banyak negara di dunia, pemberantasan korupsi dilakukan dengan extraordinary action (aksi yang tidak biasa-red). KPK yang dimiliki negara lain seperti India dan Kenya memiliki kewenangan yang lebih lengkap dari Indonesia,” terangnya.

Pada tahun 2010-2025, negara memiliki beberapa agenda yang bertujuan pada penguatan lembaga pemberantasan korupsi. Pembangunan KPK perwakilan daerah juga menjadi hal yang dipertimbangkan disamping perlunya mengangkat penyidik KPK, menguatkan koordinasi dan supervisi kasus korupsi serta memperkuat pengadilan tipikor (tindak pidana korupsi). Selain itu,  IPK (Indeks Persepsi Korupsi) Indonesia masih rendah. Dari angka sepuluh, IPK Indonesia masih berada di angka 2,8. Pada tahun 2004 IPK Indonesia sebesar 3,2. Dalam tiga tahun terakhir, IPK Indonesia merangkak naik dari angka 2,4 menjadi 2,6 dan terakhir 2,8. 

Masih menurut Johan, dari catatan prestasi KPK dapat dilihat beberapa hal yang sebetulnya sangat positif namun belum terekspos media, antara lain mengenai jumlah cash money (uang) yang disetorkan KPK ke negara. “Per September 2011, 1,2 Triliun rupiah berupa uang cash dan aset negara non uang sejumlah 140-150 Triliun rupiah telah disetorkan KPK kepada negara,” lanjut Johan.

Sementara itu dalam sambutannya, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FAI UMY), Nawari Ismail, Dr., M.Ag, menyebutkan pentingnya pendekatan kultural sebagai salah satu alternatif pencegahan korupsi. “Peran keluarga besar kontribusinya dalam pencegahan korupsi,” jelasnya. 

Release :


Talkshow Public Relations "Prospek dan Tantangan PR Perusahaan Tambang di Indonesia"  

Posted by: Intan Lingga in

Press Release :


Tantangan PR Pertambangan Semakin Berat

Tantangan profesi Public Relations (PR) ke depan semakin berat,  terutama bagi PR Perusahaan Tambang. Seorang PR harus mampu mensinergikan kebutuhan perusahaan dengan kebutuhan publik. Seorang PR dituntut untuk mampu menjalin hubungan baik dengan semua pihak yang terkait dengan perusahaan (stakeholder).

Hal ini disampaikan oleh Sari Esayanti, Superintendent External Stakeholder & Institutional Relations, PT Freeport Indonesia di acara Seminar "Prospek dan Tantangan PR Perusahaan Tambang di Indonesia" Kamis (27/10) siang bertempat di Kampus Atma Jaya Yogyakarta.

Pada seminar yang diselenggarakan oleh Perhumas Muda Yogyakarta (PMY) ini, Santi memaparkan bagaimana selama ini PR dari PT. Freeport membuat program untuk menjalin komunikasi yang baik dengan segala pihak, baik masyarakat, pemerintah, maupun media. "Sebuah perusahaan, dalam hal ini PR-nya, harus sadar betul bahwa lingkungan berpengaruh sangat besar terhadap masyarakat. Melakukan mediasi serta membuat program untuk masyarakat, CSR (Corporate Social Responsibility) misalnya, dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, terutama setelah penambangan selesai," ungkapnya.

Sari menambahkan, saat ini banyak sekali isu yang bisa diangkat untuk membuat program kehumasan. “Saat ini, banyak sekali tren isu yang dapat diangkat sebagai upaya untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Seorang PR bisa konsen terhadap isu pendidikan, sosial budaya, kesehatan, dan masih banyak lagi, semakin banyak isu dan masalah justru seharusnya menghadirkan ide yang lebih beragam lagi,” lanjutnya.
Senada dengan Sari, Fadjar Widijanta, Government Relations and GA  PT Adaro Indonesia, juga memaparkan bagaimana isu-isu terkini dikemas sebagai program CSR. Menurutnya, CSR merupakan sebuah cara berkomunikasi, mensosialisasi, dan menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan lingkungan sekitar. “Peran PR sangat diperlukan untuk membangun persepsi positif di masyarakat luas. PR dan CSR hanya akan berjalan efektif jika datanya akurat dan timnya tepat. Pemilihan media yang tepat juga berpengaruh pada keberhasilan komunikasi yang dibangun,” terangnya. 

Sementara ketua panitia, Yudha Arya Chandra, mengaku senang karena acara ini terbilang cukup sukses, dilihat dari target peserta yang terpenuhi. Selanjutnya, diharapkan mahasiswa PR akan mampu berakselerasi dengan tuntutan kompetensi yang ada. “Semoga dengan acara ini, mahasiswa PR akan mendapatkan banyak pembelajaran akan kebutuhan kompetensi di dunia kerja yang sesungguhnya, terutama bagi mereka yang tertarik masuk ke perusahaan tambang,” ujarnya.

Publikasi Media :


Wisudawan Keliling Kampus Dengan Kereta Kelinci  

Posted by: Intan Lingga in

Biasanya, acara wisuda hanya berupa rangkaian kegiatan seremonial yang ditutup dengan rangkaian sambutan di dalam ruangan. Namun kali ini, sederetan kereta kelinci ikut berparade memeriahkan acara  seremonial Jurusan  Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (IK UMY). Hal ini adalah dalam rangka mengapresiasi para mahasiswa yang berhasil lulus dan bersiap untuk melanjutkan tugasnya sebagai penyandang gelar sarjana.
Hal tersebut disampaikan oleh Aswad Ishak, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMY di sela-sela acara Wisuda Sarjana dan Pascasarjana UMY periode I Tahun Akademik 2011/2012, Sabtu (15/10) di Sportorium UMY.
 
Pada wisuda periode ini, IK UMY mewisuda 102 sarjana, dengan 20 orang wisudawan berpredikat cumlaude bagi wisudawan ber-IPK diatas 3,5 dan lulus dengan menempuh kuliah kurang dari 4 tahun. Acara “mengarak” wisudawan ini dipersiapkan oleh dosen-dosen IK UMY dengan dibantu oleh para mahasiswa aktif antara lain yang menamakan diri Creative Event Organizer. Acara ini dilaksanakan setelah seremonial wisuda pada pagi hari di Gedung Sportorium Kampus Terpadu UMY.
Aswad menambahkan, rute yang dilalui untuk mengarak wisduawan ini adalah memutari kampus dan berakhir di Halaman Masjid Ahmad Dahlan untuk foto bersama seluruh dosen. “Ini pertama kalinya kita mengadakan hal seperti ini. Akan ada kesan yang berbeda setelah 3 tahun lebih perkuliahan diakhiri dengan cara unik seperti ini. MEreka akan mnegenang hal-hal semacam ini meskipun sudah lulus”, terangnya.
Sementara Sekretaris Jurusan IK UMY, Yeni Rosilawati SIP, SE, MM menyatakan kegembiraanya melihat jumlah wisudawan IK UMY yang sangat banyak disbanding periode-peroide biasanya. Mengenai ide unik “mengarak’ para wisudawan, Yeni berharap hal serupa akan terus diulang pada kegiatan wisuda-wisuda selanjutnya dengan jumlah wisudawan yang diarak lebih banyak.

Semangat Menulis Tinggi, Perlu Tahu Tips Untuk Dimuat Media  

Posted by: Intan Lingga in

Semangat menulis di kalangan civitas akademika kampus baik dosen maupun mahasiswa terbilang masih cukup tinggi. Di masa cyber (era 2.0) seperti sekarang ini, setiap orang dapat dengan bebas meng-upload tulisannya ke dalam blog dan facebook agar dapat dibaca oleh banyak orang. Hal itu memberi sinyal positif bahwa minat menulis, terutama menulis di media massa bisa mulai ditumbuhkan. Bagaimana pun juga menulis, terutama menulis di media massa, menunjukkan kompetensi seseorang, terutama mahasiswa dan dosen selaku kaum intelektual muda.

Hal tersebut dipaparkan oleh Fajar Junaedi, S.sos, M.Si, Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UMY yang juga sedang menulis buku berjudul "Bonek : The First and The Biggest", setelah menyampaikan materi di acara "Seminar Creative Writing" Rabu (5/10).

Fajar menambahkan, bahwa kegiatan menulis bukan semata-mata menulis. "Menulis berarti melogikakan ide, merasionalisasi, memaparkan thesis dan anti thesis, sehingga mampu memberikan sumbangsih ilmunya kepada masyarakat. Dengan menulis di media, kita bisa ikut melakukan perubahan sosial di masyarakat", ungkap Dosen Broadcasting yang mengaku hampir puluhan kali beritanya gagal tayang di media. 

Masih menurutnya, masyarakat Indonesia mengalami era media yang meloncat. “Kalau di negara barat, masyarakatnya mengalami era yang bertahap yakni era oral, cetak, elektronik. Berbeda dengan negara barat, Indonesia mengalami era oral dan langsung meloncat ke era elektronik. Melek huruf belum tinggi, tapi sudah melek televisi, padahal TV membuat orang menjadi pasif”, ujarnya penuh semangat.

Sementara itu, pembicara lain yang dihadirkan yaitu Filosa Gita Sukmono, S.Ikom lebih banyak memberikan motivasi untuk menulis. “Menulis itu bukan bakat. Menulis adalah pembelajaran, saat tulisan kita ditolak media, segera perbaiki dan kirimkan lagi. Belajarlah dari filosofi mendaki gunung, belajar sedikit demi sedikit dan punya daya juang,” ungkapnya. Filosa juga memberikan berbagai tips agar sebuah tulisan layak dimuat di media. Menurutnya, untuk menghasilkan tulisan yang layak tayang di media, seorang penulis harus memperhatikan gaya bahasa media, ideologi media, dan model bahasa yang digunakan. 

Dalam seminar ini, mahasiswa bernama Miftahul Arzak berkesempatan mempromosikan buku hasil karyanya sendiri yang berjudul “Koloni Lebah Dari Dua Pulau”. Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2009 yang sekaligus koordinator acara ini mengaku senang, karena dengan mengadakan seminar ini, dia dan kawan-kawannya bisa membagi ilmu tentang menulis di media dengan menghadirkan pembicara yang berkompeten di bidangnya. “Kebanyakan mahasiswa suka menulis, tapi belum mengetahui tips-tips menulis agar tulisannya dapat dimuat di media khususnya media massa. Dengan seminar menulis ini, semoga ke depannya tulisan yang dihasilkan teman-teman akan layak tayang di media,” terang Miftah yang mengaku sudah menjadi Duta Anak sedari Sekolah Dasar. 

Release :