Semut, Semut, Semut....  

Posted by: Intan Lingga in



Semut,
Binatang kecil yang tak pernah datang sendiri (selalu kroyokan) itu sebenarnya sangat aku benci. Alasannya? Banyak! Dia selalu membuat kulitku gatal lama sekali setiap habis dia gigit. Semut selalu ada di manapun, di manapun. Dia selalu ada dengan berbaris, panjang sekali..yang ujungnya entah di mana, mungkin di bak sampah, mungkin di lubang semut. 
 
Pagi ini aku mengamati semut. Entahlah.. biasanya, aku selalu menyapu habis semut-semut itu. Kadang menyemprotnya dengan semprotan “Kispray”, manfaatnya ada dua : semut hilang dan ruangan wangi, hahaha…=D
Aku baca sedikit artikel tentang hewan yang paling aku musuhi itu, dan aku mulai terpikir tentangnya. Gila! Semut itu benar-benar ada di mana-mana. Tiap ada kehidupan, pasti ada semut. Karena manusia butuh makan, dan makanan manusialah yang dia cari. Yah..sedikit rasa manis yang ada pada makanan cukup untuk mereka. Mereka benar-benar hewan yang T-O-P, ternyata. Mereka memberi tahu bahwa ada makanan dengan saling menempelkan sensor mereka. Itulah sebabnya, semut selalu saja saling menempel tiap berpapasan. Hal yang selalu aku tanyakan saat kecil.. kupikir mereka bersalaman satu sama lain. Hahaha…^_^

Semut yang tak tahu bahwa ada makanan, akan tahu setelah bertempelan dengan semut lain yang tahu lebih dulu. Keren ya…!! Koordinasinya benar-benar bagus.
Aku tertarik untuk belajar dari semut (semut yang selama ini aku musuhi). Aku tahu Tuhan menciptakan semut agar aku bisa belajar darinya. Ayo belajar dari semut!! ^________^

Anugerah, Yogyakarta, 26 Maret 2011
__Intanian__

Kita Yang Bodoh, Egois, tapi Saling Mencintai..  

Posted by: Intan Lingga in

Di sinilah aku..
Kamar kosku tercinta, ditemani laptop yang siap online setiap saat. Headphone terpasang di kedua telingaku. Dengan setianya dia berbunyi, memutar lagu yang membuat otakku berkeliling. Dari Aerosmith, Dido, sampai Bob Dylan.
Lalu, aku tersenyum..
Bernyanyi sendiri, ditemani hujan di luar sana, suasana hangat di petang hari.. di kosku ini, yang entah sampai kapan akan aku tempati.. dia memang menunggu untuk menjadi kenangan. Yah…, semuanya memang hanya menunggu untuk menjadi kenangan. Aku sadar betul, lagu-lagu yang kuputar ini adalah lagu-lagu yang sama, yang kudengarkan dari bertahun-tahun lalu. Tak pernah berubah…!
Wake me up, when September Rain”-GreenDay, sedang melewati penyaring suara di telingaku ini. Lagu ini salah satu saksi percintaanku dengan dia.. sejak hampir 6 tahun yang lalu, dan tetap setia…selalu setia.
Sepasang anak manusia, yang saling menemukan. Itulah aku dan dia. Sebulan perkenalan, cukup bagi kami untuk menjalin cinta. Dua orang egois yang mencoba untuk saling mengerti. Tentu saja, kadang kami merasa bodoh melakukan ini, tapi cinta selalu menguatkan. Tak pernah ku tahu darimana datangnya cinta ini, yang jelas dia membawaku pada dunia baru… Yang berkesan, berbeda, lembut sekaligus brutal. Kami menabrak semua ketidakmungkinan.
Sungguh perjalanan yang jatuh bangun. Penuh kecupan, tamparan, kesetiaan, dan kebohongan. Semua ada pada cerita kami. Karena kami bodoh, benar-benar bodoh, tapi kami tahu bahwa tak ada yang lebih penting daripada dua orang bodoh dan egois yang saling jatuh cinta, dan mencoba untuk saling membahagiakan.
Kami belajar apa itu cinta, apa itu nafsu, apa itu setia, apa itu bohong, bahkan kami belajar apa itu mimpi. Dulu, mungkin tak pernah terpikir kami akan punya mimpi, tidak sama sekali. Kami Cuma dua orang yang putus asa, karena keadaan, karena tak tahu apa-apa. Cuma menghabiskan hari dengan memadu hati kami dan mendengarkan musik, kadang-kadang bernyanyi bersama, bertahun-tahun. Kami tak tahu arah, tak tahu harus kemana. Kami seperti anak burung yang baru bisa terbang, lalu terbang dan pergi, lalu tersesat.
Sampai perubahan itu datang. Semua hal membentuk kami. Kepahitan, keputusasaan, kesepian, kebingungan, kebuntuan.. dari sanalah mimpi kami lahir. Kami membenahi diri, mencoba bertahan dengan segala kerapuhan ini, kerapuhan diri, kerapuhan cinta. Aku hanya tahu, aku belum pernah jatuh cinta sampai tak ingin jatuh cinta lagi…seperti sekarang ini, untuk apapun, untuk siapapun! Sebodoh apapun cinta ini, aku ingin terus memilikinya.
Kami hanya percayai hati kami. Seperti dia percaya pada musiknya, pada harapan dan mimpinya atas musiknya.. seperti juga aku percaya pada mimpiku, dan keinginanku.
Kedua burung Parkit kecil itu seolah menjelma jadi Elang, yang siap terbang sendiri. Di tempat yang berbeda, sendiri, dengan mimpinya sendiri, tapi tetap saling mencintai. Kami terpisah, ratusan kilometer. Tapi buatku, dunia ini seolah hanya terisi aku dan dia..
Kami mulai melukis mimpi kami di atas kertas. Aku yang menggambar sketsanya, lalu dia yang mewarnai.. Gambar di atas kertas kami adalah, sebuah studio musik dengan café di sebelahnya. Tak ada yang istimewa di sana, kecuali dia yang akan terus bermusik, dan aku yang akan terus membuat event-event di cafeku. Tak kan ada menu spesial di sana, hanya akan ada event yang kubuat sepenuh hati, dengan dia memainkan gitar dan bernyanyi di sana. Itulah istana yang akan kami buat. Untuk hidup bahagia selamanya, sampai ajal membawa salah satu dari kami pergi untuk meninggalkan yang lain.
Di sana akan ada banyak pertengkaran, percintaan, mimpi, dan musik yang dimainkan dengan hati. Itulah mimpi kami. Bukan sekarang…, tapi paling tidak 10 tahun lagi, dan sekarang dia hidup dalam mimpi kami, pikiran kami, dan terpajang di kertas itu.
Kami saling mencintai, kami saling menguatkan, kami tahu ini pasti berat.. tapi aku pastikan aku akan bertahan, untuk dia, sama seperti aku bertahan untuk mimpiku… dan membuatnya bahagia..
Memang, yang aku mau masih banyak… aku mau jadi sejarah di negeri ini, dengan mimpi atas pendidikan, untuk Indonesia. Tapi itu bisa kulakukan sambil membahagiakan ‘dia’, Muiz.
Anugerah, Yogyakarta
__Intanian__

Anak Baru Galau (ABG stupid version)  

Posted by: Intan Lingga in

"Yang kita amati bukan alam..., melainkan alam yg terlihat seperti apa yg kita pikirkan....
Lalu kita bertanya,
siapa kita?
kenapa kita ada di sini?
untuk apa kita di sini?
...apa yg bisa kita lakukan di sini?"
__Intanian__ 
Semenjak kejadian itu, aku memang merasa telah melakukan lompatan jauh. Jauh sekali, sampai aku tak dapat mengingat, sebelum ini aku seperti apa… aku lupa. Tapi yang jelas, sekarang aku berlipat jauh lebih baik dari diriku yang berandal di masa itu. Dan di sinilah aku sekarang, mencoba berdialog dengan diriku sendiri, melalui sebuah laptop. Aku menunggu SMS dari seseorang, pacarku. Namanya, Muiz Faizur Rohman. Dia bilang futsal malam ini, sekarang pukul 11.32 malam.
Aku tak bisa tidur, atau tepatnya belum ingin tidur. Akhir-akhir ini, aku merasa waktu cepat sekali berlalu. Kuliah, tutorial, diskusi dengan mahasiswa tutorku, persiapan tutor, persiapan penjelasan tutor, kuliah lagi, rapat, kuliah lagi, organisasi, kuliah, translate dan review, kuliah lagi, nyusun proposal bisnis, kuliah, nyusun penawaran tour, lalu sisanya aku gunakan buat menyapa teman-teman, teman Fb, telpon pacar, dan melayani banyak orang yang bertanya.
Aku mengalami banyak kemajuan, hal baru, tapi juga tidak berkembang. Aku semakin merasa BLUR dengan apa yang aku inginkan. Semua terasa menarik. Yang bahaya adalah, aku merasa bisa dan berpotensi dalam semua hal yang aku sedang jalani.
Tapi malam ini aku sedang tak ingin membahas mimpi, harapan, atau cita-cita, yang selama ini selalu menjadi topik favoritku. Aku Cuma ingin dia ada di sini, membelai rambutku, mungkin sesekali membiarkanku berkeluh kesah atas semua ketidakmungkinan atas mimpiku yang masih saja terus kuharapkan, dan sedikit kuusahakan. Lalu mendengarkan mimpinya. Mungkin itulah yang paling kuinginkan malam ini….-________________-

Arang, akan Menjadi Abu  

Posted by: Intan Lingga in

"Awalnya hanya sebuah kayu arang yang berserakan.
Lalu sesuatu menyatukannya, diletakkan pada sebuah wadah.
Ada percikan api ditambah panas matahari, jadilah dia bara api.
Lalu ada sebuah benda diletakkan di atasnya, dan matang..makanan.
Tapi karena sesuatu, apinya mati.
Mungkin karena dia belum kuat menahan angin yang terlalu kencang,
atau anginnya justru terlalu pelan, sampai percikan api itu hilang perlahan..."

__Intanian__

Itulah kenyataan hari ini. Aku terlalu terbuai dengan bayangan kesuksesan di otakku ini, sampai aku lupa ternyata semua tak berjalan seperti yang aku harapkan. Aku “merasa” telah melakukan sesuatu, tapi pada akhirnya –setahun kemudian- aku menemui diriku kembali seperti semula : tanpa apa-apa. Apa aku yang terlalu “merasa?” sampai-sampai aku benar-benar menjadi lupa untuk tetap teguh memegangnya. Tapi kupikir, semua ada prosedurnya…Ah! Baiklah, mungkin saat ini satu-satunya yang menghiburku hanyalah “semua pasti akan kembali kepadaku, atas apa yang aku lakukan…sebuah hasil”. Walaupun hasil itu belum apa-apa.
Arang, saat dia terbakar, dia akan menjadi abu. Tapi aku masih saja berharap dia bisa terbakar dan membuat matang sesuatu (lagi). Apa abu bisa memercikkan api? Aku rasa tidak. Di sinilah aku. Tergeletak dalam ketidakpastian, yang aku belum tahu apa jawaban yang paling tepat.
Tapi, atas nama tanggungjawabku kepada mimpi dan masa depanku, aku akan terus bergerak maju. Aku akan terus melakukan apa yang aku yakini, walaupun itu berarti aku akan sendirian. Aku tahu, elang tak pernah terbang berombongan.

Kesempatan Itu Banyak, dan NYATA! (O..ya??)  

Posted by: Intan Lingga in

"Bismillah...
Semoga ini menjadi awal yang baik, satu tali mulai tersambung lagi..

Tali kesempatan yang ku percaya selalu bersambung, memang nyatanya menyambung antara satu dengan yang lain.
Kita cuma perlu percaya dan mengusahakannya.
...
Mimpi, hanya menunggu untuk diwujudkan.
Dengan cara kita sendiri, setelah belajar banyak dari orang lain.
Met pagi semua..^_^"

__Intanian__

Kesempatan.
Mungkin itulah satu kata yang menggambarkan pemikiranku. Aku selalu yakin, kesempatan membuat seseorang menjadi “terlihat”. Aku terlalu optimis? IYA! Kadang ada saatnya aku merasa sangat jauh dari kehidupan nyataku yang biasa-biasa saja. Tapi aku dengan sadar memang membiarkan hal itu hidup di pikiranku. Aku percaya semua orang sama-sama makan nasi, sama-sama punya otak, sama-sama diberi bekal yang sama. Yang membedakan mereka hanyalah usaha dan kesempatan. 

Orang boleh bilang, kesempatan emas hanya datang satu kali. Tapi bagiku, sepertinya itu tidak berlaku. Maksudku,  dipikiranku =).
Setelah membaca bukunya Mr. Malcolm G, aku benar-benar percaya bahwa hampir semua legenda dunia memiliki benang merah : berbakat, brilliant, dan mendapat kesempatan. Aku sangat yakin, kesempatan akan selalu ada saat kita terus-menerus memikirkannya.
Saat kita suka sesuatu, disadari atau tidak, hidup kita tiba-tiba penuh terisi dengan hal itu. Ya kan? Ini mudah ditemukan sama orang yang lagi jatuh cinta =)

Saat kita menekuni sesuatu, kita akan semakin larut, semakin banyak tahu, semakin banyak mengenal, semakin banyak mendapatkan, semakin merasa perlu, dan semakin peka. Yang terakhir, semakin peka, adalah hal yang aku yakini memudahkan kita mendapatkan kesempatan. Kenapa? Jawabanku adalah karena kita semakin tahu apa dan bagaimana yang seharusnya. Sebenarnya, kesempatan selalu lewat di depan kita. Kadang, kita melihat kesempatan itu berlalu begitu saja, atau kita merasa kesempatan itu untuk orang lain, atau kita membiarkan kesempatan itu karena banyak ini itu yang sebetulnya tidaklah penting.

Kesempatan adalah tali, yang saat kita sampai di ujungnya, kita akan menemui pangkal tali yang lain. Aku percaya, dan itulah yang terjadi.
Kayak lagi mimpi.., sekitar dua minggu yang lalu aku terbaring sakit. Biasa sih, badanku ini dari kecil emang gampang sakit. Lagi terbaring, tiba-tiba handphone-ku bunyi. Suara di seberang sana, suara dosenku. Dosen baru. Lebih tepatnya sih, dia kakak kelasku yang lulus dan menjai dosen baru di kampus. Dia menawariku mendampinginya, setelah bertanya nilaiku untuk satu mata kuliah. Wow!!! “Aku jadi tutor!”, pikirku. Sekejap saja, pikiranku mulai dipenuhi imajinasi-imajinasi tentang hal itu. Aku senang, ^_^. Pikiranku dipenuhi tekad, gimanapun juga aku harus member yang terbaik.
Seminggu kemudian, kakak kelasku, cewek, yang aku kenal di sebuah organisasi antar kampus, tiba-tiba saja menawariku menjadi tutor (juga) untuk mata kuliah yang lain. WOW!!!! Untuk yang kedua kalinya. Setelah bertanya sana-sini, termasuk manusia paling berpengaruh dalam hidupku [baca=pacarku.hehehe…], akhirnya aku ambil tawaran itu dengan senang hati.
Woooooooww...!! Aku bisa mencetak sejarah (lagi) dalam hidupku di semester 6-ku di kampus tercinta. Semoga, aku memang akan dikenal baik setelah aku purna nanti. Dan yang terpikir sekarang adalah, aku akan tetap konsisten untuk menjadi seseorang yang “maju paling depan, mundur paling belakang”. 
___________________________________________________________________

Ceritaku ini, sengaja aku bagi buat teman-teman, karena aku mau semua orang percaya atas dirinya sendiri. Tak ada yang tak mungkin. Air sudah mengajari kita bagaimana ketekunan bisa membuat batu yang amat keras menjadi berlubang. Yakinlah, kita punya sesuatu! Kita tinggal membuktikannya dengan berusaha. SEMANGAT!! =)
Yogyakarta, 11 Maret 2011, Anugerah
__Intanian__

Paradigma dan Munculnya Teori  

Posted by: Intan Lingga in

Paradigma Ilmu (Keyakinan dasar)
Paradigma muncul karena manusia memiliki sifat  ingin tahu. Sifat ingin tahu membuat seseorang ingin memahani dunianya, ingin mengendalikan dunia, dan ingin mengetahui kebenaran.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan, meliputi 3 jaman, yaitu :
1. Pra-positivis
Pengetahuan berkembang dengan sendirinya/alamiah, ilmuan sebagai pengamat pasif. (Aristoteles) Terjadi pada sekitar 700 tahun Sebelum Masehi). Jaman ini sudah ditinggalkan.

2.Positivis
Pada masa ini, mulai muncul metode ilmiah, ilmuwan sebagai pengamat aktif, alam mulai dapat dirumuskan dalam dalil dan hukum, ilmu dan eksak disamakan. (Auguste Comte)

3. Post-Positivis/Pasca Positivis
Zaman ini muncul karena adanya ketidakpuasan pada positivis, karena positivis dianggap terlalu cupet dalam memandang ilmu pengetahuan, hanya menguji teori tanpa melihat proses penemuannya.

Dari pemikiran post-positivis, muncullah :
-Paradigma interpretif, yaitu menekankan pada konsep pemahaman.
-Paradigma kritis, yaitu menekankan pada upaya penyadaran sosial.


Teori (Komunikasi)
Teori adalah sebuah sistem berpikir dan cara melihat.
Kadang kita harus menggunakan seperangkat konsep dan simbol untuk mendefinisikan apa yang kita lihat dan teori menyediakan sebuah lensa dari apa yang kita amati dan alami di dunia ini.
Teori yang baik, akhirnya akan menghasilkan sebuah penjelasan (statement) tantang bagaimana objek penelitian/variable terhubung satu demi satu untuk menunjukkan bagaimana konsep itu terhubung.

Pada akhirnya, kita akan menyadari dua hal tentang teori :
1.      Teori adalah produk dari pendapat dan diskusi manusia.
2.      Orang yang berbeda, pasti berbeda pemikiran.

·   Apa yang disebut teori terkenal? Apa pentingnya?
Teori yang terkenal, atau disebut “Leading Theory”, dapat berupa teori yang mengagumkan, tepat, karena konsepnya membangkitkan minat dan sangat membantu Beberapa teori akan menjadi leader, karena pengaruhnya yang kuat terhadap perkembagan sarjana di masa-masa terdekatnya.

·  Inti dari pembuatan teori adalah penyelidikannya. Penyelidikan adalah sebuah pembelajaran yang sistematik dari pengalaman, yang akhirnya membuahkan sebuah pengertian, pengetahuan, dan teori.
·                Penyelidikan sistematis, ada 3 langkah :
-            Mengajukan pertanyaan.
-            Observasi/ mengadaka pengamatan.
-            Penyusunan jawaban.

Elemen Dasar Teori (ada 4)
1. Asumsi Filosofi : bagaimana sebuah teori diasumsikan akan mempengaruhi bagaimana keterangan-keterangan dari teori akan dapat melakukan peranannya. Setiap teori, baik langsung maupun tidak, akan ada asumsi tentang ilmu di dalamnya, apakah merupakan hal yang ada, dan apakah ada hasilnya.

Asumsi filosofi dibagi menjadi 3 kategori besar, yaitu :
-  Asumsi tentang Epistemologi (Pertanyaan tentang pengetahuan)
Epistemologi berbicara mengenai ‘bagaimana seseorang tahu tentang apa yang dia tahu?’. Banyak orang percaya bahwa apa yang mereka ketahui adalah berkat pengalaman orang tersebut.
-  Asumsi tentang ontology (Pertanyaan tentang keberadaannya)
Merupakan ranting filosofi yang setuju dengan kejadian yang alamiah.
-  Asumsi tentang axiology (Pertanyaan tentang hasilnya)
Merupakan ranting dari filosofi yang menekankan pada hasil.

2.   Konsep
Adalah dasar, bagaimana teori itu dilihat dan apa pertimbangan pentingnya. Untuk menuangkan konsep, teori komunikasi mengamati banyak variabel (objek penelitian) dalam interaksi manusia dan klasifikasi ataupun labelnya menurut motif yang dirasakan. Hasil dan tujuan teori itu adalah memformulasikan dan  mengartikulasikan  rangkaian dari konsep yang diberi makna/label. Teori yang baik adalah teori yang menghasilkan sebuah penjelasan yang berisi tentang bagaimana variabel terhubung satu demi satu untuk menunjukkan bagaimana konsep itu terhubung.

3.      Penjelasan
Sebuah keterangan tentang identifikasi dari pola hubungan antara masing-masing variabel.

Ada dua jenis penjelasan :
- Penjelasan kausal, bersifat sebab- musabab). Sebuah kejadian dikaitkan dengan  hubungan antar variabel (kita dengan pihak lain). Apa yang kita alami disebabkan oleh hubungan yang kita jalin dengan orang lain.
- Penjelasan praktikal. Menjelaskan bahwa sebuah hasil yang dicapai adalah karena pilihan yang dilakukan. Dilakukan dulu, baru ada penjelasan.
4.   Prinsip
Adalah garis pedoman yang memungkinkan kita untuk mengartikan sebuah kejadian, berpendapat atas kejadian tersebut, dan memutuskan apa yang harus dilakukan dalam kejadian tersebut.

Ada 3 bagian :
- Mengidentifikasi sebuah kejadian.
- Memasukkan nilai/norma ke dalamnya.
- Menyatakan hubungan antara tindakan dan konsekuensinya.

Perspektif  Positivism :
1.     Classical Positivism
Didasari oleh pengetahuan yang didapat dari pengalaman nyata, empiris (dirasakan), atau mengamati fenomena yang terjadi.
Mengkombinasikan alas an dan observasi, untuk mendapatkan penyebab dari terjadinya sebuah fenomena.
Tokohnya : Auguste Comte (Perancis, 1970)

2. Logical Positivism
 Merupakan ‘study of meaning’. Bagaimana sebuah pengetahuan/sciene memproses sebuah hipotesis untuk diajukan dan diuji, teori dibangun dan dimodifikasi, program penelitian berkembang atau justru merosot.

Pertanyaan :
1. Apa itu Teori? Mengapa penting bagi kita untuk mempelajari teori?
2. Teori selalu didasari dengan asumsi, beri penjelasan mengenai asumsi filosofi, apa saja kategorinya?
3. Paradigma positivistik dibagi dua perspektif, positivis klasik dan positivis logis. Jelaskan apa perbedaan diantara keduanya!
4. Jelaskan mengenai paradigm post-positivistik!

Tetaplah Hidup, Tapi Jangan Membajak!  

Posted by: Intan Lingga in

"Ketidakpastian, sama mungkinnya dengan kepastian.
Ketidakmungkinan, sama pastinya dengan kemungkinan.

Kemana jalan kita berarah, kita yg bisa memungkinkan dan memastikan.

Dan bersyukur, tak harus di akhir.
Bersyukur krena diberi kesempatan, kdg lbh baik drpda bersyukur stlah mndapat. Itu menghindarkan diri kita dr kata 'culas'.
Hidup itu memang perjuangan, dan pelayanan. Sampai kapan? sampai MATI."

__Intanian__
Itu bunyi status di Facebook-ku, hari ini. Kenapa? Karena hari ini aku belajar banyak hal.

Mungkin bukan belajar dari awal, tp menambah keyakinan terhadap pembelajaran itu sendiri. Mengingat pengalaman, aku memang punya beberapa pengalaman buruk dengan yang aku sebut “kepercayaan dan ketulusan”. 

Lalu aku teringat pembajakan. Pembajakan apa? IDE! Ya, ide! Aku teringat hari kemarin, yang adalah juga Hari Musik Nasional. Hari itu dibuat demi “STOP Pembajakan” karya anak bangsa. 

Ngomong soal pembajakan, aku tersadar bahwa pembajakan bukan hanya mengenai kerugian “material”, pembajakan adalah pengkerdilan. Pembajakan, pencurian, atau plagiatisme, ternyata menimbulkan efek samping yang mendalam, efek itu adalah : susahnya mempercayai partner sekaligus mematahkan kreatifitas. 

Kenapa?
Males aja kalo susah-susah bikin, tapi dengan gampang orang laen nge-klaim itu miliknya”, mungkin itu jawabanku kalau ditanya. 

Aku pernah mengalaminya, dan itu berdampak sampai sekarang : aku bersumpah takkan membagi ideku (lagi) dengan orang itu. Dan itu membuatku semakin pesimis untuk bisa hidup sesuai cita-citaku di kota kecil seperti kota asalku. 

Dengan ruang gerak yang sempit, kota yang masih “tanggung”, dengan sumber daya manusia yang “itu-itu aja”, mindset mereka memang baru sampai pada keuntungan, keuntungan, dan keuntungan. Padahal, dengan melakukan itu, yang didapat hanyalah mental dan pemikiran yang semakin kerdil. 

Ya… lakukan saja kalau mau kerdil sampai MATI. Tapi, tugas manusia adalah menjadi manusia. Jadi, pikirkanlah. ^______^

Yogyakarta, 10 Maret 2011
__Intanian__