Menyapa Hati Yang Bodoh ^_^  

Posted by: Intan Lingga in

Slamat siang yang indah…^_^
            Siang ini kaki-ku pegal sekali, sepagian berjualan Koran dan sempat jalan-jalan sebentar sama Bu Ustadzah [Itu panggilanku buat temanku yg satu itu, tempatku utang kalo lagi ga ada uang].
            Tapi aku bukan mau menceritakan apa yg kulakukan sepagian ini, terlalu membosankan untuk sekarang. Aku tahu aku melupakan sesuatu. Dan sekarang dia marah. Yang aku lupakan itu.. hatiku. Aku merasa kehilangan sesuatu. Aku kehilangan rasanya menjadi diriku yang malas. Telingaku ini sudah beberapa hari tak bersentuhan dengan busa di headset kesayanganku T.T,, aku jarang berlama-lama lagi meringkuk di kasur tipisku sambil nonton SPONGEBOB SQUAREPANTS jam 6 tiap pagi. Aku sudah lama tidak menonton film-film seru di laptopku. Aku hanya sesekali saja benar-benar menikmati nonton TV.
            Ibu… Bapak… waktuku habis untuk mengerjakan sesuatu. Berpikir, belajar, bekerja, dan sdkt berdo’a. Kadang-kadang aku sangat merindukan Spongebob dan Aang. Dan seringkali menyesal karena melewatkan Doraemon.
            Tapi aku tahu, semua ini adalah usahaku utk tdk menyia-nyiakan semua kesempatan yang datang. Ini usahaku utk membuat bangga keluargaku, kekasihku, dan tentu saja diriku sendiri. Aku hanya mencoba merajut masa depanku sedetail-detailnya, karena aku tahu, masa depan adalah sebuah hal yang tak pernah pasti. Kadang airmata itu pun menggodaku untuk menangis, dan kadang aku memang menangis. Tapi itu aku syukuri karena menjadi bukti bahwa aku hanya manusia, manusia yang lemah, yang selalu butuh Tuhan-nya utk meyakinkan.
            Aku hanya sedang mengumpulkan material untuk membangun apa yg aku bayangkan. Aku kumpulkan sebanyak yang aku bisa, kalau nanti lebih, aku akan berikan kepada yang lain. Kadang aku merasa sendirian. Tapi sesungguhnya aku tak pernah sendirian, dan bukan sendirian aku melakukan ini, tp bersama keteguhan, lingkungan, dan semua yang ada di dekatku. Aku tahu mereka ada untuk sesuatu.. dan aku memang berusaha mengetahui peran mereka. Ada banyak peran yg sedang dimainkan oleh mereka, dan skenarionya Allah-lah yang bikin. Ada yg membuatku senang, ada yg membuatku sakit. Ada yg membantuku kuat, ada yg membuatku lemah.. Tapi itulah hidup. Dan aku akan selalu berusaha membuktikan bahwa ini semua tak akan sia-sia.


Anugerah, 30 April 2011
__Intanian__

Sebenarnya, Untuk Wanita  

Posted by: Intan Lingga in

Di situ ada genangan air. Genangan air itu cuma bisa di atasi dengan membongkar bagian dalamnya, yg ‘tersumbat’. Kalo ga’, genangan itu tetap akan ada. Kalopun bisa diakalin, paling-paling mengambil airnya untuk dibuang ke tempat lain. Genangan itu ada di depan kamar mandi kosku. Itu adalah genangan akibat saluran air antara tempat cuci piring dengan cuci baju yg tersumbat kotoran, biasanya sih karena makanan yg ga’ dibuang dulu.. terbawa air dan bikin saluran kesumbat.
Kenapa jadi masalah? Karena mengganggu. Dia bikin becek dan nanti jadi bau, yang pasti biking ga’ nyaman. Kalo ga’ diatasi, bisa jadi penghuni kos pada cabut dan pindah dr kos [ini kemungkinan terburuk].
Ngeliat genangan air itu, aku teringat seorang sahabatku yg semalam baru saja curhat tentang hubungannya. Tanpa dia sadari, komunikasi dlm hubungannya itu ‘tersumbat’ atau kt biasa bilang bottle neck communications. Kadang, wanita yg kurang ‘tanggap’, membuat pria-nya jadi semena-mena. Sepertinya itulah yg terjadi. Karena kurang tahu akan pentingnya komunikasi yg efektif, dia ga’ pernah bisa mengungkapkan unek-uneknya. Dia bilang, setiap dia menanyakan sesuatu, si pria marah.
Entahlah.. Kalo buatku, sikap seperti itu berarti ada yg ga’ beres. Bisa jd cara bertanya-nya, atau memang ada yg perlu dipertanyakan atas si pria.
Mungkin, banyak fenomena seperti itu. Wanita bergelut dengan perasaannya sendiri, tertekan dengan apa yg dia rasakan atas ‘pasangan’ tanpa bisa menyelesaikan masalahnya itu. Mungkin memang ada yg baik dengan sikap seperti ini, hubungan tetap adem ayem tanpa ada konflik. Yah, memang konflik itulah yg ditakuti wanita.
Di lain cerita, aku pernah dengar dr seorang teman, bahwa setelah pernikahan, sikap dan perilaku itu berlanjut pada mudahnya wanita menerima kekerasan dalam rumah tangganya. Hal ini tentu saja ga bisa dibiarkan kan… Wanita harus mampu bersikap, dan salah satu cara agar wanita ‘tahu dan berani’ adalah dengan menjadi wanita yang terdidik. Ilmu itu tak hanya sekedar ‘password’ utk bekerja lalu menghasilkan uang (seperti yg kupikirkan beberapa tahun yg lalu). Ilmu lebih dari itu. Ilmu membuat kt seharusnya berkarakter, bersikap, tidak diam saat ada yang salah.

Dan kadang sesuatu yang salah ‘besar’ itu dimulai dari salah ‘kecil’.

Utk sahabatku, semoga kmu bisa atasi ini dan bersikap lbh berani dan bijak… Semoga tulisan ini bs jadi renungan kt semua, utk sama2 bertindak kecil, krena yang kecil akan menjadi besar saat kita konsisten.


Anugerah, 29 April 2011
__Intanian__

Purbalingga-ku Sayang..  

Posted by: Intan Lingga in

Aku pulang kampung. Begitu yang terbesit di pikiranku tiap pulang ke rumah. Jarak Yogyakarta-Purbalingga memang tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 240-an kilometer. Tapi kesibukanku di kota pelajar itu membuatku tak bisa sesering itu pulang ke rumah.
     Terakhir ingat Purbalingga, di bayanganku, dia kota yang megah. Walaupun aku belum banyak berkeliling kota, tapi aku yakin Purbalingga adalah salah satu kota terindah yang pernah aku tahu. Dalam kenanganku, Purbalingga sedang maju-majunya.     


Investor berdatangan, membangun pabrik-pabrik besar yang menyerap banyak tenaga. Ratusan, bahkan ribuan warga mendapatkan pencerahan akan pekerjaan yang layak setelah lulus SMA. Kira-kira, itulah yang terjadi saat aku lulus SMA, sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu. Banyak remaja seusia-ku yang (mungkin) kurang mampu untuk meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, kuliah, akhirnya mulai bekerja di pabrik.     


Seseorang yang kukenal dekat, dan mungkin beberapa yang lain, juga ikut tren itu. Bekerja di pabrik. Aku berucap syukur, karena aku salah satu yang bisa melanjutkan untuk mencari ilmu 'lebih' demi masa depan yang lebih baik [semoga].     Sebenarnya, mungkin ini cuma unek-unekku saja. Tapi barangkali ada teman yang sependapat denganku, kita bisa berdiskusi lebih jauh.    


Aku sempat berharap, temanku yang memilih untuk bekerja di pabrik itu terpikir untuk menyisihkan penghasilannya dan menggunakannya untuk mengambil sekolah lagi. Mungkin kursus, atau sekedar menambah keterampilan yang lain. Aku pun sempat menasihati salah satu kawanku, walaupun responnya biasa saja (tidak tertarik). Dan sampailah ceritaku pada masa sekarang ini.    


Saat ini [kepulanganku yang ke sekian kali] membawaku pada keprihatinan. Salah satu kawan bercerita bahwa sekarang dia hanya bisa berpindah-pindah pabrik untuk tetap berpenghasilan. Pertama, dia pindah karena lingkungan kerja yang 'kurang nyaman' baginya. Lalu dia pindah lagi, karena tak kuat menghirup 'udara tembakau' di pabrik rokok. Dan dia sempat mengeluh padaku bahwa nanti, setelah umur 35 tahun dia akan bingung karena mungkin sudah tak bisa mengandalkan pabrik lagi untuk tempatnya bekerja (memang setahuku, buruh pabrik memang untuk mereka yg usianya produktif). Kapital memang tak kenal dengan nurani. Orientasi mereka pasar. Dan entah, apa teman-teman yang sekarang mengalaminya, merasa, sadar atau tidak. (mohon kalau salah dibetulkan ya ^_^).     


Lalu apa bedanya ini dengan penjajahan??     Cobalah bantu aku menjawab ini : Setelah semua orang, ratusan bahkan ribuan orang yg sekarang mengandalkan gaji sebagai pekerja pabrik sudah tidak bisa lagi mengandalkan fisiknya yang semakin tua, lalu mereka mau apa? Sementara generasi nantinya akan butuh orang tua yang seharusnya, paling tidak berilmu.     Sepertinya ada yang sedikit kurang di sini. Kemana kesadaran akan pendidikan? Investasi asing itu seharusnya diiringi dengan investasi pendidikan bukan? Sepertinya ini bukan solusi.. Mungkin iya, tapi tidak untuk jangka panjang. Aku ngeri membayangkan masyarakat kotaku belasan tahun setelah ini.     Rasanya apa yang aku pikirkan benar kan? Kalau tidak, untuk apa Kartini mati-matian memperjuangkan pendidikan?  Oya, selamat Hari Kartini ya..=)     Kalau ada solusi, mari kita pikirkan bersama..demi Purbalingga kita ^_^  Salam..    


__Intanian__  
Purbalingga, 22 April 2011