Pagi ini, dgn semangat penuh
*walau lagi puasa*, motorku melaju kencang di jalanan.. rute dari Griya Harjo,
sampe ring road perempatan Dongkelan, mau ke Rumah Sakit Panembahan Senopati,
Bantul. *hehe..penjelasannya ga penting ya*.
Di tengah-tengah nge-gas dan
nge-rem, aku memilih berhenti di kiri jalan tepat sebelum lampu merah
perempatan.. Pengamen yang pakai kostum barongan dan topeng mirip wayang jahat
itu lari tunggang langgang ke belakang sebuah took baju. Alat-alat musik
mereka, gamelan, dll, ditinggalkannya lari… Rupanya seketika petugas berbaju
warna khaki muncul. Satpol pp. “Razia!!!!”. Entah kenapa tiba-tiba aku ingin
sekali berteriak “Lariiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!”
Aku kasihan.
Seharian klenongan pun mungkin
hasilnya ga seberapa.
Jadi keinget, waktu nganterin
tamu dari Malaysia,
Prof Adnan sekeluarga, mereka heran dan bertanya kenapa di tiap lampu merah
banyak orang menari-nari. “Mereka cari uang”, kataku. Ngamen…
Sedetik kemudian aku yang heran..
“Apa di sana ga
ada pengamen?”
Mungkin kapan-kapan aku perlu ke Malaysia..
Untuk melihat apa di sana
memang tidak ada pengamen… Jadi…?