Belajar Enterpreneurship Seperti Belajar Berenang  

Posted by: Intan Lingga in


Belajar enterpreneurship (kewirausahaan) sama seperti belajar berenang. Siswa tidak bisa hanya belajar ilmunya di kelas, tetapi harus mempraktekannya. Mendorong siswa untuk berwirausaha menjadi penting agar siswa nantinya tidak hanya mencari kesempatan bekerja di sektor formal, tetapi justru mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu, Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menggelar Kompetisi Kewirausahaan bagi siswa SMA/Sederajat dengan tajuk “Take Your Opportunity to be Success Young Enterpreneur”.

Sesuai dipaparkan Lela Hindasah, S.E. M.Si, penanggung jawab acara, yang ditemui di Kampus Terpadu UMY Jumat (27/1) akan ada dua tahap penjurian, yakni seleksi proposal business plan, dilanjutkan dengan presentasi proposal bisnis untuk lima proposal terbaik. Rangkaian lomba dimulai pada tanggal 8 Juni 2012 hingga 23 Juni 2012. Tiga pemenangnya akan mendapatkan sejumlah hadiah, diberi kesempatan masuk ke Prodi Manajemen UMY tanpa tes, serta mendapatkan beasiswa.

Menurut Lela, ini adalah kali kedua acara digelar. “Tahun lalu sudah dilaksanakan dan peminatnya cukup banyak. Acara ini akan rutin digelar tiap tahun dalam rangkaian milad UMY, walau pun waktunya tidak persis bersamaan dengan milad karena harus menyesuaikan jadwal kegiatan di SMA. Proposal diterima panitia maksimal pada tanggal 8 Juni untuk seleksi awal. Kemudian, lima proposal terbaik akan dipresentasikan pada 23 Juni 2012. Pengumuman tahap pertama dilakukan pada tanggal 15 Juni 2012, sedangkan pengumuman pemenangnya pada tanggal 23 Juni 2012, ” ujarnya.

Ada beberapa poin penting yang akan menjadi penilaian. “Yang terpenting adalah orisinalitas karya, inovasi, dan kreativitasnya. Wirausaha selalu dituntut untuk kreatif dan mampu melihat peluang. Sehingga hal tersebut tentu saja menjadi penilaian penting dalam kompetisi ini,” jelasnya. (intan)




Pencari Kerja Harus Tahu Kunci Tes Wawancara  

Posted by: Intan Lingga in




Sampai saat ini, bekerja di Sektor Perbankan masih menjadi hal yang paling dicari para pencari kerja di Indonesia. Tetapi, untuk bisa lolos dan bekerja di Bank, tahap tes yang perlu dilewati cukup banyak dan rumit. Para pencari kerja harus bersaing dengan sekian banyak pesaingnya dalam beberapa tahapan. Biasanya, peluang diterima hanya satu berbanding empat puluh. Kebanyakan dari para peserta tes ini gagal di tes terakhir, yakni tes wawancara. Untuk itu, para pencari kerja harus tahu kunci untuk bisa lolos seleksi, khususnya yang berminat bekerja di Bank.

Hal tersebut diungkapkan oleh Haryadi Sumitro dari BPD DIY saat menjadi pembicara dalam acara “Job Klinik Bersama BPD DIY”, Kamis (23/2), yang diselenggarakan di Kampus Terpadu UMY. Acara ini merupakan rangkaian acara Job Fair UMY 2012 yang sudah dimulai dari kemarin.

Haryadi mengatakan, ada tips khusus untuk membantu para peserta tes lolos tahap wawancara. “Masing-masing perusahaan memiliki karakternya masing-masing. Coba cari tahu hal apa yang dikehendaki oleh pewawancara. Kenali budaya atau kultur perusahaan dan cobalah untuk tidak mendebat,” ujarnya.

Untuk BPD DIY, lanjut Haryadi, tes yang digelar hampir sama dengan yang lain. Hanya saja, karena BPD adalah Bank milik pemerintah, maka rekruitmen dilakukan atas instruksi pemerintah selaku pemilik. “BPD tidak bisa asal membuka lowongan. Walau pun yang dibutuhkan hanya dua orang, misalnya, harus tetap meminta persetujuan pemerintah selaku pemilik. Tahap seleksi tes bisa berlangsung selama tiga sampai empat bulan, meliputi tes psikologi, toefl, kemampuan komputer, uji kompetensi, tes kesehatan, dan interview.  Biasanya, karakter dari si pencari kerja akan sangat terlihat saat wawancara. Hal inilah yang paling menentukan,” tutur pria yang mengaku bekerja di BPD DIY karena merasa ingin memajukan daerahnya ini.

Haryadi juga menjelaskan, rekrutmen BPD akan diselenggarakan pada Bulan Juni dan akhir tahun, sekitar Bulan November. “Untuk lowongan Teller dan Customer Service (CS), rekrutmen biasanya dilakukan Bulan Juni. Untuk Account Officer danMarketing Officer, biasanya akhir tahun, bisa dicek di website BPD atau menghubungi bagian SDM, pasti akan dijelaskan. Kami membuka counter di Job Fair UMY, tapi belum membuka lowongan, kami menginformasikan kapan akan membuka lowongan,” pungkasnya.


MTCC UMY Gandeng JHSPH Kendalikan Tembakau  

Posted by: Intan Lingga in



Riset yang dilakukan World Health Organization pada 1999 menunjukkan, 70% kematian di beberapa Negara berkembang diakibatkan oleh rokok.  Korban narkoba pun rupanya hampir pasti diawali dengan merokok. Sebagian besar perokok berusia produktif, 80% merupakan mahasiswa. Sementara, pemerintah belum memiliki sikap tegas tentang rokok.  Dalam hal ini, perlu peran serta berbagai pihak untuk memulai usaha menuju Indonesia yang bebas rokok.

Untuk itu, Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bekerja sama dengan The John Hopkins School of Public Health (JHSPH) , Amerika Serikat menyelenggarakan workshop bertajuk “To Gather the Strategic Partners and Establish a Tobacco Control Research Network a Joint Program”. Hal tersebut diungkapkan Drs. Mutia Hariati Husein, M.Si, Ketua Panitia, di sela-sela acara pada Rabu, 22/12 pagi di Kampus Terpadu UMY.

Menurut Mutia, workshop ini bertujuan untuk mengumpulkan mitra strategis dan membangun jaringan penelitian dengan fokus pada pengendalian tembakau. “Sebelumnya, sudah dibuat daftar, juga sudah diundang pihak-pihak mana saja yang secara potensial akan dapat dilibatkan untuk mendukung gerakan pengendalian tembakau ini. Pada hari ini, pihak-pihak yang merespon hadir dalam workshop. Mereka akan diberi pemahaman  mengenai gerakan ini, dan diharapkan untuk selanjutnya bisa tetap terlibat,” ujarnya.

Peserta yang datang, lanjut Mutia, berasal dari berbagai lapisan masyarakat. “Beberapa datang dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dari pemerintahan, akademisi, kebanyakan yang memiliki kepedulian terhadap pengendalian tembakau. Mereka datang hampir dari seluruh wilayah di Indonesia,” paparnya.

Acara ini, masih menurut Mutia, diharapkan akan memberikan banyak manfaat. “Dari acara ini, diharapkan akan muncul pemahaman yang sama, juga baru, tentang manfaat dari jaringan penelitian pengendalian tembakau. Selain itu, diharapkan pula ada kolaborasi lebih lanjut, serta munculnya kesediaan untuk mengikuti berbagai kompetisi,” paparnya.

Berakhirnya Monarkhi Komunis Korea Utara  

Posted by: Intan Lingga in



Eksistensi Korea Utara sebagai negara Monarkhi komunis satu-satunya di dunia mulai terancam. Kelangsungan dinasti Monarkhi Komunis mulai menghadapi permasalahan yang memicu banyak pihak berspekulasi. Hal ini terjadi bukan hanya karena Sang Putra Mahkota masih terlalu muda dan dianggap belum siap, tetapi juga dukungan kalangan elit dan militer di Korea Utara terhadapnya masih dipertanyakan. Sementara Kim Jong Un, yang akan menjadi pewaris tahta, justru dikabarkan telah ditembak oleh agen rahasia Jepang.

Hal ini menjadi diskusi yang menarik, yang akan digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Selasa, 21 Februari 2012, pukul 09.00-11.00 wib Bertempat di Gedung AR Fakhrudin A Lantai 4, Kampus Terpadu UMY. Seminar yang bertajuk “Berakhirnya Monarkhi Komunis Korea Utara” ini menghadirkan Prof. Dr. Tulus Warsito, Msi (Guru Besar Politik Internasional UMY dan Wakil Presiden International Association for Korean Studies in Indonesia) sebagai pembicara. Acara ini diselenggarakan oleh Panitia Bersama yang terdiri dari Program Doktor, Magister Ilmu Pemerintahan, dan Jurusan hubungan Internasional UMY.

Menurut Tulus, meninggalnya Presiden Kim Jong Il akhir tahun lalu menarik perhatian banyak orang. Bukan karena sebab-sebab kematiannya, melainkan mengenai akibat-akibat yang mungkin timbul sepeninggal kematian itu. “Korea Utara merupakan Negara Monarki Komunis satu-satunya di dunia. Sehingga, kematian pemimpin memicu perhatian orang untuk langsung melihat konstelasi kekuatan politik di keluarga mendiang presiden. Selain itu, hingga akhir hayatnya, mendiang Kim telah menikahi empat perempuan dan memiliki tiga anak laki-laki yang disiarkan secara resmi. Sedangkan dilihat dari urutan probabilitas yang sekarang ini dianggap paling layak adalah anak ketiga, Kim Jong Un,  padahal yang bersangkutan masih sangat muda dan belum berpengalaman,” ungkapnya.

Selanjutnya, masih menurut Tulus, pengukuhan Kim Jong Un sebagai presiden di tahun 2012 ini ditunda hingga tahun berikutnya. “Berhubung tahun 2012 ditetapkan sebagai tahun berkabung nasional, yang kebetulan bertepatan dengan ulang tahun seabad kelahiran Kim Il Sung, maka pengukuhan Jong Un sebagai presiden ditunda hingga tahun berikutnya. Semua point  di atas menimbulkan spekulasi perubahan konstelasi kandidasi politik di Pyongyang. Sehingga, hal ini menarik untuk dikaji lebih mendalam,” ucapnya. 



Wisuda, Momentum Memasuki Dunia Baru  

Posted by: Intan Lingga in



Wisuda adalah momentum bagi mahasiswa untuk memasuki dunia baru. Tiba saatnya untuk memilih dunia yang akan digeluti, menjadi karyawan atau menjadi wirausaha. Hal ini juga berarti saatnya para lulusan universitas membuktikan diri dan kemampuannya pada masyarakat. Sejauh mana dirinya bisa berkontribusi di dalam masyarakat. Di samping itu, sebagai seorang alumni, lulusan universitas harus bisa membawa nama baik almamaternya dan menjaga perilaku di masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Ahmad, S.P, perwakilan Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), saat menyampaikan sambutan pada Acara Wisuda Sarjana dan Pascasarjana periode II tahun akademik 2011/2012 di Gedung Sportorium UMY Sabtu (18/2).

Ahmad mengatakan, segala kekurangan yang dimiliki tidak menjadi masalah. “Yang terpenting adalah semangat, kegigihan dalam berusaha dan berikhtiar. Pengalaman bisa dicari, asalkan mau terus berusaha dan belajar dalam hal apa pun. Pelan tapi pasti, bisa semakin terampil. Hal ini juga membawa para sarjana untuk berkesempatan meningkatkan karir,” ucap alumni Fakultas Pertanian tahun 1996 ini.

Ahmad yang sekarang tergabung dalam direksi salah satu bank ini, mengaku bahwa pada awal merintis karir, apa pun pasti terasa sulit. “Saat lulus dan mulai bekerja, kita akan dihadapkan pada dunia yang sesungguhnya. Berbagai karakteristik orang ada di sana. Kita sudah pasti dituntut untuk dapat memahami berbagai karakter tersebut dan mampu menghadapinya. Siapa pun itu, harus berani mengatakan ‘Aku harus menaklukkan dunia!’. Dengan motivasi yang kuat, semua pasti bisa,” ujarnya menggebu.

Wisuda Sarjana dan Pascasarjana UMY kali ini meluluskan 397 orang meliputi 312 wisudawan S1, dan 85 wisudawan S2. Dalam acara ini, UMY memberikan penghargaan bagi wisudawan terbaik sekaligus termuda, Sri Budhi Rezki, SE., lulusan Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi. Sri Budhi lulus di umur 19 tahun 8 bulan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hampir sempurna, 3,99. Sementara wisudawan lulus tercepat diraih oleh Kristia Octaviani, SE, lulusan Fakultas Ekonomi, Program studi Akuntansi dengan IPK 3,90.

FH UMY Tandatangani Nota Kesefahaman dengan School of Law University of the Thai Chamber of Commerce, Thailand  

Posted by: Intan Lingga in



“Muda Mendunia”, inilah slogan UMY saat ini. Slogan ini pun seakan melekat pada Fakultas Hukum (FH) UMY, yang semakin mengembangkan berbagai kerja sama dengan berbagai universitas di dunia. Dengan mendunia, kesempatan mahasiswa dan dosen FH UMY untuk mengenal hukum di negara lain menjadi semakin terbuka. Hal ini tentu akan membawa banyak manfaat, selain juga dapat memperkenalkan hukum Islam ke berbagai negara. Dan pada tanggal 6 Februari yang lalu, FH UMY menandatangani Nota Kesefahaman dengan University of the Thai Chamber of Commerce (UTCC), Thailand. UTCC merupakan universitas yang dinaungi Kamar Dagang dan Industri Thailand.

Perwakilan dari FH UMY, H.M. Endrio Susilo  (Dekan) dan Yordan Gunawan (Direktur International Program for Law and Sharia/IPOLS), berkunjung ke Bangkok pada 5-8 Februari yang lalu. Hal ini seperti disampaikan Direktur IPOLS, Yordan Gunawan, pada Kamis (16/2) saat ditemui di ruang kerjanya, di Kampus Terpadu UMY.

Kedatangan FH UMY disambut baik oleh Dekan School of Law UTCC, Assoc. Professor Sudharma Yoonaidharma dan dua orang staff akademik School of Law UTCC yakni, Professor Somchai dan Prapanpong Khumon, Ph.D. Yordan mengatakan, ada beberapa agenda yang ditandatangani antar keduanya. “Kerja sama yang dilakukan meliputi pertukaran staff akademik dan mahasiswa antara UMY dan UTCC. Selain itu, juga disepakati kerja sama penelitian dan publikasi,” jelasnya.

Kerja sama ini, lanjut Yordan, akan segera terealisasi pada bulan April mendatang. “InsyaAllah, pada Bulan April nanti akan hadir sepuluh mahasiswa dari UTCC. Mereka akan belajar di FH UMY bersama mahasiswa dari IIU Malaysia dan CDU Australia selama beberapa waktu. Selanjutnya, mahasiswa FH UMY pun akan belajar di Bangkok,” lanjutnya.

Sementara Dekan FH UMY, Endrio Susilo, mengatakan bahwa kerjasama ini akan semakin mendorong FH UMY untuk terus mengembangkan diri dalam hal internasionaliasi. “Kegiatan ini akan semakin menguatkan branding FH UMY sebagai Fakultas Hukum yang berwawasan Syariah pertama di Indonesia. Saat ini, kebanyakan FH di luar negeri sangat tertarik dengan keunikan branding FH UMY yang berwawasan syariah”, terang Endrio. 





Ekonomi Islam Alternatif Terbaik  

Posted by: Intan Lingga in



Dalam hal Ekonomi Islam, Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah mengukuhkan diri menjadi Prodi Ekonomi Islam dengan fokus Ekonomi Keuangan dan Perbankan Islam (EKPI).  Saat ini, EKPI menjadi rujukan dan tolok ukur Pengembangan Ekonomi Islam di Indonesia. Ekonomi Islam memang menjadi alternatif terbaik untuk saat ini. Sistem Ekonomi Islam menjadi solusi alternatif terhadap ketidakadilan yang muncul akibat sistem ekonomi konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa Islam memang membawa kebaikan untuk semua, bukan hanya untuk orang Islam saja. Islamisasi dalam Ilmu Ekonomi, menjadikan ekonomi yang ada lebih Islami dan adil. Ekonomi Islam memiliki keunggulan baik sebagai ilmu mau pun sistem. Dalam dunia profesional, Ekonomi Islam pun dibutuhkan oleh pasar, karena sesuai dengan permintaan. Hal ini mendorong perwakilan dari Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, datang ke EKPI UMY.


Hal tersebut disampaikan oleh Drs. Masyhudi Muqorobin, M.Ec, Akt., Kaprodi Ilmu Ekonomi UMY, seusai menerima kunjungan dari UPI, Rabu (15/2), di Kampus Terpadu UMY. Kunjungan dari UPI tersebut dalam rangka studi banding mengenai pengelolaan dan pengembangan Prodi Ilmu Ekonomi Islam. UPI mengirimkan dua perwakilannya yakni Pof. Dr. H. Disman, MS, dan Dr. A. Jajang W Mahri, MS., Pembantu Dekan 1 dan Kaprodi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, UPI, Bandung.

Masyhudi menjelaskan, kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka studi banding. “UPI berniat mendirikan Program Studi Ekonomi Islam. Maka dari itu, dengan instruksi dari Rektor UPI, studi banding dilakukan untuk mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana pengelolaan Prodi Ekonomi Islam,” jelasnya.

Menurut Masyhudi, UMY memiliki keunggulan dalam hal ini. “Islamisasi yang dilakukan oleh Program Studi Ilmu Ekonomi (IE) UMY, adalah dengan menerapkan nilai-nilai Islam dalam setiap Mata Kuliah, minimal 20% di tiap mata kuliah. Ini sesuai Raker IE pada tahun 2007.  Hal ini akan sulit dilakukan bila prodi tidak memiliki Ilmu Agama Islam,” terangnya. 

Penerapan nilai-nilai Islam di setiap mata kuliah, lanjutnya, dilakukan berdasarkan beberapa alasan. “Kalau mendirikan prodi baru, secara administratif cukup rumit dan memerlukan lebih banyak sumber daya. Untuk satu prodi S1, paling tidak dibutuhkan enam pengajar yang bertitel S2. Selain itu, secara admisitratif akademik dan kependidikan, hal ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga sebagai kampus Islam dengan visi misi Unggul dan Islami, menerapkan nilai Islam di setiap mata kuliah, adalah kunci sukses menjadi Prodi Ekonomi Islam yang unggul,” urainya.


Ekonomi Islam sendiri, lanjutnya, membawa nilai-nilai yang belum muncul pada sistem Ekonomi Konvensional. “Sebagai contoh, saat meminjam uang di Bank konvensional,  pertanyaan atas peminjaman menjadi kurang penting. Di Bank dengan sistem Ekonomi Islam, misalnya Bank Syariah, tujuan peminjaman harus jelas. Untuk pembelian barang atau jasa, harus disebutkan, karenanya, istilah peminjaman diubah menjadi pembiayaan,” terangnya. Sementara bagi peminjam modal, sistem bagi hasil diberlakukan. “Sistem bagi hasil, artinya juga adalah bagi resiko. Di Bank konvensional, kalau peminjam bangkrut maka jaminan akan diambil, bank tidak akan ambil pusing. Tapi dengan sistem Ekonomi Islam, akan ada pemberian jangka waktu penangguhan. Hal ini seperti yang diajarkan dalam Al Quran,” ujarnya.


RELEASE





Bekali Enterpreneurship Bagi Calon Wisudawan  

Posted by: Intan Lingga in


Kesuksesan tidak ada hubungannya dengan usia, kondisi fisik, dan warna kulit. Setiap orang bisa menentukan kesuksesannya sendiri. Kuncinya ada pada semangat, niat, dan mau bekerja keras. Survey membuktikan, dari 100% sarjana, hanya  1% yang bisa menjadi sangat sukses. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dan tidak ada cita-cita yang besar. 

Drs. H Sulton Amin, MM, Pengusaha sekaligus Motivator yang sudah beberapa kali menulis buku, menyampaikan hal tersebut pada saat menjadi pembicara dalam acara “Pembekalan Enterpreneurship Bagi Wisudawan UMY Periode Ke-II Tahun Akademik 2011/2012”, Jumat (17/2) pagi bertempat di Kampus Terpadu UMY. Acara ini diikuti oleh calon wisudawan/wati yang akan diwisuda pada tanggal 18 Februari mendatang. 

Sulton mengatakan, kesuksesan bisa dibentuk. “Visualisasikan saja mimpi kita, cita-cita kita. Kadang kita tidak sadar, bahwa apa yang kita pikirkan seringkali menjadi kenyataan. Yang penting kita siap berusaha. Tuhan akan merubah nasib manusia, bila manusia itu merubah nasibnya sendiri. Itu seperti yang dikatakan Al Qur’an,” terangnya menggebu.

Menurut Sulton, agama seharusnya bisa menjadi sebuah kekuatan untuk sukses. “Agama seharusnya bukan hanya mengenai pahala dan dosa, tapi banyak hal-hal yang dapat dijadkan landasan untuk berbuat, dan menata kesuksesan. Kuncinya adalah bagaimana berkomitmen, melakukan yang terbaik, dan selalu berusaha berbeda dengan yang lainnya,” tambahnya.

Sementara Rektor UMY, Ir.  H. M. Dasron Hamid, M.Sc, mengatakan acara ini digelar untuk memberi pemahaman kepada calon wisudawan mengenai enterpreneurship. “Ini dalam rangka memberi bekal kepada calon wisudawan/wati UMY, khususnya periode ke-II ini, agar memiliki wawasan yang lebih luas. Sehingga nanti, setelah lulus mahasiswa tidak lagi bingung dan memiliki wawasan serta ide, khususnya dalam hal enterpreneurship,” tuturnya.

Dosen Harus Tahu Apa Yang Mereka Bentuk  

Posted by: Intan Lingga in



Dosen harus tahu apa yang akan mereka bentuk. Perkuliahan bukan hanya sekadar menghasilkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tinggi, tapi bagaimana mencetak sarjana dengan nilai-nilai ke-Islaman. Kalau mencetak dokter, maka bagaimana agar menjadi dokter dengan karakter yang Islami. Dengan visi dan misi yang berbeda di masing-masing Perguruan Tinggi, seharusnya profil sarjana yang dihasilkan pun berbeda. Kalau sama saja, artinya ada yang salah.
Hal ini disampaikan oleh Dr. Ir Gunawan Budiyanto, Pakar KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, saat menjadi pemateri dalam acara “Pelatihan Peningkatan Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi”, Senin (13/2) di Kampus Terpadu UMY.
Dalam acara yang diikuti oleh seluruh dosen baru UMY ini, Gunawan menjelaskan bahwa tujuan pendidikan UMY adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi. Kompetensi ini meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. “Belajar bukan hanya persoalan mentransfer informasi. Bukan juga hanya sekedar memberi materi, lalu keluarlah nilai A, B, C, dan seterusnya setelah ujian. Tapi bagaimana agar lulusan memiliki sejumlah keahlian dan dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas di bidang pekerjaan tertentu. Jadi bukan hanya ijazah,” ungkapnya.
Menurut Gunawan, ada empat hal yang harus dipertimbangkan dan diselaraskan dalam hal kurikulum terkait sarjana yang akan dihasilkan oleh sebuah Perguruan Tinggi. “Kurikulum harus menyesuaikan visi dan misi Perguruan Tinggi, visi dan misi Program Studi, visi Ilmiah Perguruan Tinggi, serta tuntutan keilmuan dan profesi. Sehingga mahasiswa UMY akan menjadi mahasiswa yang unggul dalam pengembangan iptek, dengan berlandaskan nilai-nilai Islam untuk kemashlahatan umat,” terangnya.
Gunawan juga menambahkan, KBK yang benar, akan efektif untuk membentuk mahasiswa yang pro aktif, yang ke depannya akan menghasilkan sarjana yang akan belajar pengetahuan sepanjang hayat. “Mahasiswa bukan hanya diminta untuk mengerti apa yang disampaikan dosen. Lebih dari itu, mahasiswa seharusnya mampu mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi. Sehingga saat ada jembatan yang miring, mahasiswa Teknik Sipil akan berhenti sejenak dan berpikir, kenapa jembatan tersebut miring. Sehingga hal itu bisa menjadi bahan diskusinya dengan teman-temannya. Tidak hanya belajar di dalam kelas,” tambahnya.

UMY Tanam 1200 Pohon di Merapi  

Posted by: Intan Lingga in


Pasca erupsi Merapi 2010, Desa Kepuharjo digolongkan sebagai daerah zero off (tidak bisa dihuni lagi). Bekas desa ini akan dijadikan hutan lindung kawasan Taman Nasional Gunung Merapi oleh pemerintah DIY. Untuk itu, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta turut andil dalam rangka penghijauan tersebut. FP UMY menyediakan bibit dan membantu penanaman kembali/reboisasi kawasan desa Kepuharjo dengan menanam 1200 pohon yang meliputi pohon Jeruk Siam, Alpukat, Cengkeh, dan Nangka. 

Demikian disampaikan oleh Dekan Fakultas Pertanian UMY, Ir. Sarjiyah, di sela-sela acara “Gotong-Royong Penanaman Pohon” bersama warga Dusun Jambu, di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman pada Sabtu (11/2) siang. Acara ini melibatkan seluruh sivitas akademik FP Pertanian UMY.
Sarjiyah mengatakan, hal ini adalah bentuk kepedulian UMY terhadap kejadian pasca erupsi Merapi. “Kami merasa perlu untuk ikut melakukan penghijauan. Untuk bibit tanaman, yang diberikan memang sengaja berupa pohon buah, agar hasil buahnya bisa dinikmati oleh masyarakat sendiri. Pohon buah tersebut meliputi Pohon Jeruk Siam sebanyak 360 pohon, Alpukat 240 pohon, Cengkeh 240 pohon, dan Nangka 360 pohon,” jelasnya.

Menurut Sarjiyah, kegiatan yang dilakukan tersebut merupakan kegiatan rutin, mengingat Desa Kepuharjo merupakan desa binaan UMY. “Masyarakat di sana tidak hanya diberi bibit. Tapi nanti akan ada pengarahan agar pohon tersebut bisa tumbuh dengan baik dan buahnya bagus. Selain untuk penghijauan, buah yang nantinya dihasilkan dari pohon-pohon itu tentu akan sangat bermanfaat bagi warga sendiri,” tambahnya.

Rektor UMY, Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc, yang turut hadir dalam acara tersebut, menghimbau agar masyarakat dapat mengelola dengan baik bibit yang sudah ditanam. “Masyarakat memang kami himbau agar dapat merawat tanaman dengan baik, disiram, dipupuk dengan rajin, agar apa yang sudah ditanam hari ini kelak akan dapat dirasakan hasilnya. Mungkin, buah yang dihasilkan dari pohon ini tidak akan mereka rasakan sekarang, tapi akan dirasakan anak cucu mereka. Memang tidak bisa langsung, karena semua butuh proses. Nantinya, buah yang dihasilkan juga dapat bernilai ekonomis,” ujarnya.



Mahasiswa UMY Menjadi Juara Pertama di Thailand  

Posted by: Intan Lingga in


Saat ini kepiting dan udang hanya dimanfaatkan dagingnya saja, sementara cangkangnya dibuang. Akhirnya cangkang tersebut hanya menjadi limbah yang tidak terpakai.  Padahal, cangkang kepiting, udang, maupun kulit kerang mengandung zat yang disebut chitosan, yang mampu mempercepat penyembuhan luka, misalnya luka bakar. Selain cepat dan efektif, chitosan yang kemudian dibuat salep juga menjadi obat yang ekonomis, karena bahan dasarnya dapat dijumpai dengan mudah.
Penelitian tentang chitosan ini berhasil membawa Barii Hafidh Pramono dan Rizqi Afrian, Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menjadi juara pertama dalam The 1st International Student Conference. Acara yang diselenggarakan oleh Khon Kaen University, Thailand ini bertema "Innovations for Harmonious Living in a Borderless Society". Rangkaian acara dilaksanakan pada 23-25 Januari 2012 dan diikuti oleh sembilan negara yakni Indonesia, Thailand, China, Swedia, Laos, Jepang, Inggris, Kamboja, serta Vietnam. Hal ini seperti diungkapkan Barii Hafidh Pramono, Pendidikan Dokter 2006 UMY, di Kampus Terpadu, Senin (6/2).
Barii menceritakan, penelitiannya tentang pemanfaatan kulit kerang (chitosan) untuk obat luka bakar termasuk unik karena memanfaatkan limbah untuk dijadikan obat. “Kami menemukan fakta bahwa salep dengan kandungan chitosan mampu menyembuhkan luka dengan waktu lebih cepat dibanding dengan salep tanpa chitosan. Salep chitosan juga menghasilkan penyembuhan yang kuat karena mampu menebalkan kolagen sehingga kulit tidak mudah iritasi kembali,” ujarnya.
Selain itu, menurut Barii, kemungkinan masyarakat untuk menderita luka terbuka sangat tinggi. “Luka bisa disebabkan adanya trauma benda tumpul atau tajam, sengatan listrik, ledakan, maupun gigitan hewan. Namun dalam pengobatannya, kebanyakan dari mereka menggunakan antiseptic yang membutuhkan waktu lama dan belum sempurna. Dengan chitosan, maka luka akan lebih cepat dalam proses epitelisasi dan kolagenisasinya, serta menghentikan perdarahan dan mencegah infeksi,” jelasnya.
Selain juara pertama, UMY juga berhasil meraih juara kedua dan ketiga untuk presentasi oral penelitian ilmiah serta juara ketiga untuk kategori lomba poster penelitian ilmiah.





Mahasiswa UMY Kembangkan Alat Pengukur Tubuh Ideal  

Posted by: Intan Lingga in





Pengukuran tubuh ideal secara manual dirasa merepotkan. Harus ada operator yang mengukur berat dan tinggi badan. Untuk mengukur tubuh ideal, bagi seleksi calon TNI, Polisi, atau para pencari kerja lebih praktis dengan alat digital. Bila ada alat yang secara otomatis bisa mengukur tubuh yang ideal, selain lebih praktis, datanya pun akan lebih akurat.

Hal ini diungkapkan oleh Yudi Kristian, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta saat memaparkan hasil penelitiannya tentang “Implementasi Micro Controller Pada Alat Deteksi Postur Tubuh Ideal”, Jumat (3/2) di Kampus Terpadu UMY. Yudi yang akan diwisuda Februari tahun ini berhasil mengembangkan alat digital yang berfungsi mengukur postur tubuh seseorang. Micro controller atau pengendali mikro adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip.

Menurut Yudi, alatnya akan mengukur secara otomatis apakah seseorang memiliki tubuh ideal, terlalu kurus, atau terlalu gemuk. “Dalam alat tersebut ada dua macam sensor, yang pertama sensor tinggi badan dan yang kedua sensor berat badan. Alat pengukur tinggi dan berat badan konvensional terlebih dahulu dimodifikasi dengan diberi potensiometer multiturn. Nantinya, data yang diterima oleh sensor tersebut akan terkonversi otomatis dan muncul dalam bentuk angka pada layar LCD. Kedua sensor tersebut dihubungkan dengan timbangan, berat badan dan tinggi badan,” ujarnya.

Penelitiannya tersebut, lanjut Yudi, diselesaikannya selama kurang lebih delapan bulan. “Dari awal sampai akhir, penelitian ini memakan waktu kurang lebih delapan bulan. Itu termasuk kegagalan selama proses penelitian.

Yudi menambahkan, alat tersebut dapat langsung disambungkan ke PC (Personal Computer), sehingga data yang muncul dapat terekam secara otomatis. “Kalau disambungkan ke komputer, dengan software tertentu, data itu dapat terekam otomatis menjadi file. Sehingga kita dapat langsung mencetaknya, tanpa harus mencatat terlebih dahulu,” jelasnya.