Kalangan Akademisi Jadi Favorit Capres 2014 Versi Wong Jogja  

Posted by: Intan Lingga in

Masyarakat Yogyakarta lebih menginginkan calon presiden (capres) 2014  yang berasal dari kalangan akademisi dibanding kalangan profesi lain, bahkan politisi sekalipun. Dari 510 orang responden, yang merupakan warga Yogyakarta, sebanyak 129 responden memilih Capres dari profesi akademisi. Kalangan birokrat hanya dipilih oleh 108 responden, sedangkan politisi 95 responden, sisanya menginginkan capres dari kalangan pengusaha, tokoh agama, dan lain-lain. Menurut Dosen Ilmu Pemerintahan UMY Dian Eka Rahmawati, SIP., M.Si, mungkin masyarakat sudah mulai jenuh dengan politisi yang citranya semakin buruk.

Hal ini disampaikan Dian saat memaparkan hasil polling dalam acara “Pemaparan Hasil Polling dan Diskusi Akhir Tahun – Capres Ideal 2014 Versi Wong Jogja”, Kamis (22/12) bertempat di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tim polling adalah para dosen Ilmu Pemerintahan UMY.

Dian menjelaskan beberapa aspek yang diteliti berikut hasil pollingnya dalam diskusi ini. “Selain kategorisasi capres, dalam polling juga ditanyakan mengenai aspek usia, jenis kelamin, pendidikan, primordial, kapasitas pribadi, dan profesi capres. Untuk aspek usia, pilihan masyarakat cukup seimbang baik usia muda maupun tua. Artinya, masyarakat tidak terlalu mementingkan apakah capres itu tua atau muda. Untuk jenis kelamin, 57,45% responde memilih capres laki-laki, 38,43% boleh laki-laki dan boleh perempuan, sisanya 4,21% memilih perempuan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Dian menambahkan, saat ini kesukuan capres tidak lagi harus Jawa. Masyarakat Yogyakarta juga lebih menginginkan capres dari kalangan sipil dibanding militer. Sebanyak 57,65% atau sekitar 283 orang menginginkan capres 2014 berasal dari rakyat sipil. Sedangkan untuk kategori capres dari militer, dipilih oleh  35,29%  atau sekitar 176 orang, sisanya 7,06% netral. “Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran pilihan, yang sebelumnya lebih dominan militer, menjadi dominan sipil. Hasil polling juga mengindikasikan bahwa, mungkin saja masyarakat kecewa terhadap militer yang tidak kunjung bisa memperbaiki keadaan negara, khususnya di bidang ekonomi, sosial, dan lain-lain”, tandasnya.

This entry was posted on Rabu, Desember 28, 2011 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar