Diskusi Ramadan-tainment, Ramadhanisasi Acara TV -JIK UMY  

Posted by: Intan Lingga in

“Sekarang ini, bulan puasa bukan lagi sebagai refleksi diri, tapi seperti sebuah selebrasi (celebration), hal ini dilihat dari bagaimana ekspos media mengenai Bulan Ramadhan,” ungkap Ratna Noviani, Ph.D., pada diskusi terbatas Jurusan Ilmu Komunikasi UMY pada Selasa, 9 Agustus 2011. Acara yang berlangsung di Pacific Restaurant & Convention Hall ini dihadiri sekitar 50 orang dari berbagai profesi terkait media maupun pemerhati media. Diskusi terbatas ini membahas tentang Ramadhan-Tainment di Televisi dengan menghadirkan beberapa pembicara yaitu Dr. Budiman (Kajian Budaya Media  Pascasarjana UGM), Rahmat S. Arifin (KPID Yogyakarta), Andhi Wisnu (Penanggung Jawab Program Jogja TV), serta dua orang penyaji hasil penelitian yaitu Ratna Noviani, Ph.D (Dosen Ilmu Komunikasi UMY) dan Subkhi Ridho, M.Hum (Direktur LSIP), dengan dimoderatori oleh Octo Lampito (Pimred Kedaulatan Rakyat). 

            Diskusi diawali dengan penyajian hasil riset mengenai bagaimana Televisi berbicara mengenai Ramadhan oleh Ratna Noviani, Ph.D. Di bulan Ramadhan, televisi merupakan media yang cukup aktif menayangkan berbagai program dengan tema Ramadhan. Banyak yang beranggapan bahwa tayangan Ramdhan hanya hiburan bewajah ibadah. Pada tahun 1432 H ini, hal tersebut pun masih terjadi. Masih menurut Ratna, penelitian yang dilakukan oleh UMY dan Pusat Studi Komunikasi ini juga berangkat dari asumsi yang sama. Ramadhan 1432 H, ditemukan 9 kategori program yang terkait dengan tema Ramadhan, di luar program dengan genre Berita yang tidak termasuk obyek kajian dalam penelitian ini. Program Ramadhan di TV, paling banyak dikemas dalam kategori Sinetron/FTV/ Sinema yaitu sebanyak 29 tayangan setiap harinya, diikuti oleh Infotainment (15 tayangan), Pengajian/Dakwah (13), Komedi (10), Reality Show (10), Kuis (10), Feature (8), Musik (5) dan Talkshow (1). Televisi yang paling banyak menyiarkan program dengan sinetron/FTV/ sinema bertema Ramadhan setiap harinya adalah MNCTV (9 tayangan), diikuti oleh Indosiar (7), RCTI (5), SCTV (5) dan TransTV(3). 

            Penyaji kedua, Subkhi Ridho, M.Hum membahas tentang Puasa Sebagai Praksis Pembebasan dan Keadilan Sosial. “Beragam tayangan coba dihadirkan ketengah-tengah umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan,” ungkapnya. Mulai dari hiburan untuk menemani makan sahur dengan celoteh para pembawa acara diselingi dengan derai tawa serta nyanyian, kultum jelang imsyak dan buka puasa, sinema religi, feature yang menampilkan khazanah ke-Islaman di dunia, infotainment yang memberitakan tingkah laku para pesohor di bulan Ramadhan untuk menyebut beberapa contoh. Tak ketinggalan pula selalu dijanjikan dengan iming-iming hadiah yang ditawarkan, mulai dari uang tunai Rp. 500.000- 1.000.000, serta gadget keluaran terbaru. Ridho menambahkan, berbagai tayangan program tersebut memunculkan budaya  ekspresif. Budaya “menggengsikan” dan “menyemarakkan” Ramadhan  dengan program-program super-berkah. Program yang membuat pelaku puasa terlena dan abai terhadap lingkungan sekitar, karena puasa pada akhirnya seakan-akan sekadar menanti janji manis para pengiklan di televisi ketika menunggu berbuka puasa. 

            Diskusi ini berlangsung cukup interaktif, ketiga pembicara memberikan komentar terhadap riset yang disajikan, serta komentar-komentar dari peserta diskusi terbatas pun menambah kedalaman diskusi. Rangkaian acara diakhiri menjelang berbuka puasa, denga pemberian souvenir dan foto bersama. Intan.

 http://www.umy.ac.id/tayangan-ramadhan-sekadar-hiburan-yang-berwajah-%E2%80%9Cibadah%E2%80%9D.html

Release :  









This entry was posted on Kamis, September 15, 2011 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar